
Siapakah Hasri Aninun Habibie? Kenapa ia begitu dibanggakan oleh B. J. Habibie? Dari penelesuran saya, ternyata apa yang dilakukan oleh Habibie adalah suatu hal sangat wajar. Bahkan jika laki-laki lain yang mempersuntingnya, maka pasti mereka akan melakukan hal yang sama. Ini bukanlah suatu hal yang berlebihan. Setidaknya terlihat dari bagaimana ia melakoni hidup sepanjang sejarahnya. Sejak kecil hingga meninggal dunia, ia adalah seorang perempuan yang nyaris sempurna.
Saya mendapatkan banyak infomrasi mengenai kehidupan Ainun Habibie dari internet. Beberapa referensi saya sertakan dalam bagian akhir tulisan ini. Salah satu sumber yang sangat membantu saya adalah buku biografi Habibie yang ditulis oleh Makmur Makka. Selain itu informasi yang tidak kalah penting berasal dari ungkapan-ungkapan pendek dari beberapa tokoh yang saya dapatkan di internet.
Tulisan ini adalah untaian dari penelusuran saya di inetrnet. Saya membagi tulisan ini tidak terlalu periodik karena tidak ada data yang cukup untuk melakukan itu. Meskipun beberapa bagian nampak seperti sebuah periodesasi, namun isi di dalamnya terkadang meloncat dari satu peride ke periode lainnya. Tujuan utama tulisan ini tidak lain untuk mengenal dan mengenang Ibunda Bangsa yang telah berpulang kerahmatullah 22 Mei 2010 yang lalu. Semoga bermanfaat.
Latar Belakang keluarga
Hasri Aninun Habibie atau lebih popular dengan Aninun Habibie memiliki nama asli Hasri Ainun Besari. Hasri Ainun adalah nama dari bahasa Arab yang berarti seorang anak yang memiliki mata yang indah. Ainun merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dari orang tua bernama H.Mohammad Besari. Ia dilahirkan di Semarang, Jawa Tengah pada tanggal 11 Agustus 1937.
Keluarga Ainun adalah keluarga yang mencintai pendidikan. Salah satu orang yang paling penting dalam mendorongnya untuk rajin belajar adalah ibunya. Ibu dari Ainun Habibie merupakan tokoh penting di balik kesukesan putrinya dalam pendidikan.
Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidikan dasarnya diselesaikan di Bandung. Namun saya belum menemukan data yang pasti nama sekolahnya. Ia melanjutkan pendidikan di SLTP dan SLTA yang juga di bandung. Sekolahnya di LSTP bersebelahan dengan sekolah B.J. Habibie yang kemudian menjadi suaminya. Bahkan saat di LSTA mereka sekolah di satu sekolah. Hanya saja Habibie menjadi kakak kelasnya. Setelah menampatkan pendidikan SLTA, ia merantau ke Jakarta dan melanjutkan kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta dan lulus sebagai dokter pada tahun 1961.
Berbekal ijazah kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut, Ainun Habibie bekerja di rumah sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Saat bekerja di sana ia tinggal di Asrama Belakang RSCM, tepatnya di Jalan Kimia, Jakarta. Ia bekerja di sana sampai tahun 1962. Setelah menikah dengan Habibie, ia harus meninggalkan pekerjaan sebagai dokter anak lalu ikut dengan suaminya ke Jerman yang sedang menyelsaikan pendidikan.
Kisah CInta dan Pernikahan
Makmur Makka, penulis Biografi Habibie mendapatkan informasi menarik mengani kisah cinta Habibie. Ainun mengaku kalau ia dan Haibie sudah kenal sejak kecil, bahkan sekolah berdekatan. Pada tahun 1986, Majalah Femina memuat cerita mengenai kisah ini. Ainun saat itu mengatakan:
“Kami kenal sejak kecil, dia teman bermain kelereng kaka saya. Rumah kami berkedatan ketika di Bandung. Di SLTP letak sekolah kami bersebelahan. Di SLTA malah satu sekolah, hanya Rudy (panggilan Habibie) satu kelas lebih tinggi. Dia selalu menjadi siswa paling kecil dan paling muda di kelas, begitu juga saya. Guru dan teman-teman acap kali berkelakar menjodoh-jodohkan kami. Yah, gadis mana yang suka diperolok demikian?”
Ainun dan Habibie memang banyak kesamaan. Antara lain mereka sama-sama anak ke empat dari delapan bersaudara dan sama-sama dibesarkan dalam keluarga yang berpendidikan. Selain itu mereka juga menjadi anak-anak yang beruntung karena memiliki ibu yang mendorong mereka untuk mengutamakan pendidikan. Kesamaan lain adalah, mereka sama-sama tinggal di bandung dan sekolah di tempat yang sama.
Kisah cinta antara dua anak manusia ini memang sudah terlihat sejak mereka sama-sama sekolah. Setidaknya itu terjadi saat mereka sekolah di SMA. Ainun adalah seorang hadis yang sanagt suka berenang. Karena terlalu banyak dan lama berenang, ia nampak lebih hitam. Pada suatu hari saat jam istirahat, Habibie lewat di depannya. Ia mengatakan: “Hei, kamu sekarang kok hitam dan gemuk?” Namun hubungannya hanya sampai di situ. Memang Ainun mengakui merasakan sebuah getaran aneh di dalam dada. “Apakah Habibie perhatian padanya?” Apalagi teman-temannya heran dengan kejadian itu. Apalagi Ainun memang menjadi pujaan di sekolahnya dan menjadi incaran banyak siswa, termasuk Habibie. Habibie pernah mengomentari tentang Ainun dengan ungkapan: “Wah cakep itu anak, si item gula Jawa”.
Namun mereka berpisah cukup lama. Setelah kuliah dan lulus di ITB Bandung, Habibie berangkat ke Jerman Barat, untuk melanjutkan pendidikannya. Ia masuk ke Universitas Technische Hochscheule di kota Achen. Tahun 1960 terhitung Habibie tidak pulang selama tujuh tahun.Nah, saat Habibie pulang ke Indonesia, ia berkesempatan menziarahi makam bapaknya di Ujung Pandang. Ada waktu lebaran ia pulang ke Bandung dan bertamu ke rumah tetangganya yang lama, keluarga Ainun. Di sanalah cinta bersemi kembali setelah sekian lama tidak bersua. Saat bersua itu Habibie mengatakan: “Kok gula jawa sudah menjadi gula pasir”. Pertemuan mereka berlanjut di Jakarta. Habibie mengikuti Ainun yang bekerja di RSCM. Di Jakarta ia tinggal di Jl. Mendut, rumah kakak tertuanya.
Keakraban dua insan dalam cinta (sumber empat)
Keakraban dua insan dalam cinta (sumber empat)
Sama-sama tinggal di Jakarta membuat cinta mereka semakin bersemi. Mereka saling berjanji untuk sering bertemu dan merindukan satu sama lain. Malam hari mereka pacaran dan melewati waktu dengan sangat indah. Sesekali mereka naik becak dengan jok tertutup, meskipun sebenarnya tidak hujan. Dan ketika mereka semakin dekat, Habibie menguatkan hati untuk mejatuhkan pilihannya pada Ainun. Ia melamar Ainun dan mempersunting menjadi istrinya.
Ainun disuntiung oleh BJ Habibie menjadi istrinya pada tanggal 12 Mei 1962. Mereka menghabiskan bulan madu di tiga kota. Kaliurang, Yogyakarta, dilanjutkan ke Bali lalu diakhiri di Ujung Pandang, daerah asal B. J. Habibie. Dari pernikahan ini mereka dikaruniai dua putra lham Akbar dan Thareq Kemal dan enam orang cucu. Namun demikian dalam penganugerahan gelar Doktor kehormatan kepadanya oleh Universitas Indonesia, Habibie mengatakan kalau ia punya cucu ribuan jumlahnya: “Saya mau garis bawahi. Di usia saya yang 74 tahun ini, anak biologis saya cuma dua. Cucu biologis saya hanya enam. Tetapi anak cucu intelektual saya ribuan jumlahnya.” Tentu saja yang dimaksudkan Habibie adalah mahasiswanya yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Menjadi Ibu dari Dua Pengeran
Setelah menikah Ainun ikut dengan Hbibie yang harus menyelesaikan pendidikan doktoralya di Jerman. Kehidupan awal di sana dilalui dengan perjuangan yang luar biasa. Setidaknya ia harus bersabar dengan pendapatan yang teramat kecil dari beasiswa Habibie. Namun dengan tekun dan sabar ia tetap menyertai Habibie. Bahkan untuk menghemat ia menjahit sendiri keperluan pakaian bayinya kelak. Dan disanalah ia mengandung dua putranya, melahirkan dan mebesarkannya.
Ainun adalah seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dalam mebesarkan anak-anaknya. Sejak kecil ia membiasakan anak untuk mengembangkan kepribadiannya. Ia membebaskan anak-anak untuk berani beratanya tentang hal yang tidak diketahuinya. Hal ini tentu saja karena ia sadar kalau anak-anak sejak kecil harus dibangun keingintahuan dan kreatifitasnya.
Selain itu Ainun juga membiasakan anaknya hidup sederhana. Uang jajan diberikan pas untuk satu minggu. Dengan demikian si anakmemiliki kebebasan untuk memilih jajanan yang mereka sukai. Anak-anak Ainun tumbuh sebagai anak yang menghargai kesederhanaa itu. Pernah mereka harus bolak-balik dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan harga yang pas sebelum membeli suatu barang.
Hal yang juga tidak kalah penting dalam mendidik anak adalah membiasakan mereka mengemukakan pendapat dengan mengajak mereka berdiskusi di rumah. Menurut Ainun, jika naka-anak berani mengeluarkan pendapat, artinya mereka sedang belajar dalam hidupnya. Dan bagi orang tua, itulah saatnya melaksanakan kewajiban memberikan bekal bagi kehidupan mereka.
Dan benar saja, hasil didikan itu menjadikan kedua anak mereka tumbuh sebagai seorang yang laur biasa. Seperti kita tahu bahwa Ilham menyelesaikan pendidikan di Muenchen dalam ilmu aeronautika dan meraih gelar PdD dengan predikat isumma cumlaude, lebih tinggi dari predikat ayahnya. Sementara Thareq Kemal menyelesaikan Diploma Inggeneur di Braunsweig, jerman.
Mendampingi Suami
Dalam acara Penganugerahan gelar doktor honoris causa (Dr HC) dari UI, Habibie mengungkapkan sebuah kalimta yang mencerimintakn bagaimana peran Ainun di belakang kesuksesannya. “”Di balik seorang tokoh, selalu tersembunyi peran dua perempuan, yaitu ibu dan istri,” Oleh sebab itu pula dalam sambutannya Habibie mempersembahakan gelar tersebut untuk istrinya. “Saya juga menerima penghargaan ini atas nama keluarga, anak-anak dan cucu-cucu saya, khususnya istri saya yang terus mendampingi saya dengan tulus dan ikhlas, sehingga saya menjadi hamba Allah seperti sekarang ini.”
Penghargaan yang begitu besar oleh Habibie kepada istrinya memang tidak berlebihan. Hal ini terlihat sejak awal kebersamaan mereka sewaktu di Jerman. Pada saat mula-mula hidup di jerman mereka adalah keluarga kecil dengan penghasilan suami yang sangat kecil pula. Nah, dalam kondisi inilah ia menjadi pendamping yang dapat diandalkan. Selain menjahit sendiri perlengkapan bai mereka, Ainun juga menadi motivator bagi Habibie. Misalnya ia menyemangati Habibie saat Habibie hampir putusa asa karena thesisnya diambila alih oleh pembimbing. Bekat doronagnd an semangat dari Ainun, Habibie malah mendapatkan ide yang jauh lebih baik dan sempurna.
Pada saat Habibie menjadi Wakil Presiden republik Indonesia, Ainun adalah seorang yang dengan tulus iklas membantu suaminya mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Dalam “Detik-detik Yang Menentukan” tergambar dengan sangat baik bagaimana Ainun mendampingi Habibie dalam kondisi yang sangat gawat dan krusial. Habibie dalam sebuah cerita yang menjang memasukkan dengan gamblang apa saja yang dilakukan Ainun dalam mendampinginya. Dan Ainun pula yang menjadikan Habibie selalu tenang dan matang dalam mengambil sebuah keputusan.
Menjadi Ibu Negara
Pada 23 Mei 1998 Ainun menjadi menjadi Ibu Negara setelah B. J. Habibie dilantik sebagai presiden Negera Kesatuan Republik Indonesia yang ketiga menggantikan Presiden Soeharto yang mengundurkan diri karena desakan masyarakat pada awal reformasi. Tidak lama memang, hanya setahun lebih sedikit, setelah Habibie tidak bersedia untuk mengikuti pemilihan kepemimpinan karena laporan pertanggungjawabannya ditolah oleh DPR/MPR yang saat itu –mengutip Almarhum Gusdur- seperti anak TK. Meskipun secara konstitusi ia dibenarkan menjadi calon presiden, namun secara nurani dan moralitas Habibie merasa tidak nyaman. Selama itu pula Ainun menjadi seorang inspirator untuk sang presiden.
Penghargaan dan Dedikasi
Ainun memiliki kepedulian yang besar terhadap beberapa yayasan, seperti, Yayasan Beasiswa Orbit dan Bank Mata untuk penyantun mata tunanetra. Ia juga mencatat segudang prestasi besar selama hidupnya. Atas sumbangsihnya tersebut, Ainun mendapatkan beberapa penghargaan tertinggi bintang mahaputra. Penghargaan tersebut diberikan oleh pemerintah sebagai penghargaan kepada warga yang dianggap memiliki peran besar terhadap negara. Antara lain ia mendapatkan penghargaan Bintang Mahaputra Adipurna, juga Mahaputera Utama pada 12 Agustus 1982 serta Bintang Mahaputra Adipradana pada 6 Agustus 1998.
Sebuah dedikasi yang tidak kalah pentingnya dalam hubungannya dengan tunanetra adalah harapan Ainun agar pemerintah memberikan keleluasaan dan aturan yang menganjurkan untuk dilaksanakan donor mata. Menurut Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimmly Assidiqie, Bu Ainun mengharapkan adanya fatwa yang bukan hanya membolehkan donor mata tetapi menganjurkan dilakukannya donor mata. Karena menurut beliau ketentuan untuk donor mata di Indonesia penuh dengan syarat tertentu, beliau ingin donor mata bukan dibolehkan dengan syarat-syarat tetapi dianjurkan dengan prosedur tertentu. Ini jelas menunjukkan bagaimana ia berdedikasi pada persoalan yang dihadapi orang cacat dan berharap kita semua bisa membantunya.
Kisah-Kisah Unik
Ada beberapa pengalaman dari orang dekat Ibu Ainun yang tersiar di internet. Salah satunya adalah pengalaman yang dirasalan oleh Adrie Soebono, kemenakannya yang saat ini menjadi promotor musik ternama di Indonesia. Katanya, sampai saat inipun, ia masih dianggap sebagai anak-anak oleh Ibu Ainun. Ia dinasehati layaknya seorang anak kecil yang bandel. Memang, Adrie Soebono pernah tinggal bersama keluarga Habibie di Jerman selama delapan tahun. Dan selama itu pula ia mengatahui dengan persis bagaimana keluarga tersebut.
Ibu Ainun juga paling hobi jogging. Hampir setiap hari di Jerman ia melakukan Jogging. Bahkan terkadang tidak peduli panas dingin. Namun hobi Jogging tersebut hanya dilakukan Ainun saat berada di Jerman. Jika di Indonesia Ainun hanya fitnes atau lari di atas treadmill. Hal ini disebabkan Ainun sensitif dengan debu, mungkin kena sinus. Udara di Jakarta dan kota lain di Indoensia banyak debu, jadi Ainun tidak pernah jogging.
Cinta Sang Suami
sangat dekat di hatinya. Yusran Darmawan pernah melihat sendiri bagaimana wujud perhatian mantan presiden ini pada Istrinya. Dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di kantor BPPT Jakarta, Habibie menjadi keynote speaker. Saat datang Habibie ditemani oleh istrinya, Ainun. Setelah selesai memberikan kuliahnya, semua wartawan datang merubunginya untuk wawancara. Pada saat itu ia masih mencari-cari di mana Ainun. Ketika seorang wartawan bertanya tentang pendapatnya atas situasi di Timor Leste, Habibie hanya menjawab singkat. “Maafkan, saya sedang mencari di mana mantan pacar saya. Mana Ainun? Saya belum pernah pisah dengan Ainun. Mana Ainun?”
Lambaian dua insan (sumber sembilan)
Lambaian dua insan (sumber sembilan)
Wujud cinta ini juga terlihat saat Ainun sudah terbaring di rumah sakit. Selama hampir tiga bulan ini Habibie dikabarkan tidak beranjak dari sisi istrinya. Ia memberikan perhatian dan menunjukkan cinta kepada ibu dari anak-anaknya itu. Tentu saja ini terjadi karena Habibie dan Ainun telah banyak melewati berbagai perjuangan dalam menempuh hidup ini. Perjuangan tersebut telah memupuk cinta mereka begitu kuat dan terasa takkan terpisahkan.
Selamat Jalan Ibu
Seperti telah diberikatakan oleh banyak media, pada 24 Maret 2010, Hasri Ainun Habibie masuk ke rumah sakit Ludwig-Maximilians-Universitat, Klinikum Gro`hadern, Munchen, Jerman. Ainun berada di bawah pengawasan direktur Rumah Sakit Prof Dr Gerhard Steinbeck, yang juga spesialis penyakit jantung. Ia telah menjalani sembilan kali operasi dan empat kali dari sembilan operasi tersebut merupakan operasi utama. Sisanya merupakan operasi eksplorasi. Pukul 17.05 waktu Jerman, hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010, Nyonya Ainun wafat dalam usia 77 tahun. Sebelum wafat, Nyonya Ainun sempat beberapa kali mengalami kritis.Selamat jalan ibu, kebaikan dan dedikasimu menjadi pelajaran sangat berharga bagi kami.
Beberapa Testimoni
“Saya melihat beliau seorang istri dan ibu yang mendedikasikan hidupnya untuk kepentingan suami dan anak-anak,” (Juru bicara perwakilan keluarga BJ Habibie, Ahmad Watik Pratiknya)
“Ia memiliki sifat mendasar tidak bisa melihat orang susah, mempunyai ingatan kuat dan merupakan sosok yang sederhana,” (Mantan anggota DPR Ali Mochtar Ngabalin)
“Ini contoh bagaimana seorang ibu negara yang dapat membedakan antara masalah pemerintahan dan keluarga. Habibie-Ainun merupakan pasangan yang dapat menjadi panutan. Mereka ini contoh dari rumah tangga sakinah mawadah wa rohmah. (Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie)
“Ibu orangnya satun. Sama siapa saja ramah. Beliau juga sering mengobrol di sela-sela kesibukannya dengan kami,” (Serma Pur Kholil- pengawal dari satuan Paspampres)
Ainun sangat bersahaja, keibuan, dan sederhana. Dia juga pengayom dan telah menginspirasi banyak orang. Ainun mendukung langsung kebijakan yang diambil BJ Habibie selama menjabat Presiden RI periode 1998 - 1999. Beliau adalah panutan dalam segala hal, dan istri-istri menteri kabinet Habibie dahulu benar-benar merasakan beliau itu adalah panutan dalam ucapan dan perilaku. (Mantan Menteri Penerangan Letjen TNI Purnawirawan Yunus Yosfiah)
Sumber Rujukan
1. The True Life of Habibie
2. Beberapa tulisan di http://www.detiknews.com
3. Kuntum Cinta Habibie Untuk Ainun
4. Beberapa laporan dari Metro TV dan TV One
5. Beberapa tulisan dalam LKBN Antara
6. RIP Asri Ainun Habibie
7. Dan lainnya hasil browsing di Internet, seperti kompas.com, inilah.com, dan lain-lain
Sumber foto: Satu Dua Tiga Empat Lima Enam Tujuh Delapan Sembilan
Seperti saya tulis di bagian judul, tulisan ini belum selesai sepenuhnya. Beberapa bagian akan saya masukkan kembali belakangan. Informasi dan masukan dari teman-teman kompasianers akan sangat mebantu saya dalam menjadikan tulisan ini lebih baik.
3 komentar:
Izin untuk mengcopy paste artikel di atas.. terimakasih
Izin untuk mengcopy paste artikel di atas.. terimakasih
Did you know there is a 12 word phrase you can communicate to your crush... that will trigger deep feelings of love and impulsive attractiveness to you buried within his chest?
That's because hidden in these 12 words is a "secret signal" that triggers a man's impulse to love, admire and protect you with his entire heart...
12 Words That Trigger A Man's Desire Impulse
This impulse is so built-in to a man's brain that it will drive him to try better than ever before to make your relationship as strong as it can be.
In fact, fueling this dominant impulse is absolutely mandatory to getting the best ever relationship with your man that the instance you send your man one of the "Secret Signals"...
...You will instantly notice him expose his soul and mind to you in a way he never experienced before and he will perceive you as the one and only woman in the universe who has ever truly tempted him.
Posting Komentar